PEMBERIAN HUKNAH
TINGGI DAN RENDAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM
DIII KEPERAWATAN
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya makalah KDM dengan judul ”Pemberian Huknah Tinggi
dan Rendah”, dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kemajuan penulis untuk kedepannya. Karena seperti pepatah
mengatakan ”Tiada gading yang tak retak”. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Mataram, 06
November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1 Pemberian huknah tinggi.................................................................. 2
2.2
Pemberian huknah rendah..................................................................
6
BAB
III PENUTUP................................................................................................
10
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Eliminasi produk pencernaan yang
teratur merupakan aspek yang penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat
menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya, karena
fungsi usus bergantung pada keseimbangan beberapa faktor pola dan kebiasaan eliminasi
bervariasi diantara individu namun telah terbukti bahwa pengeluaran feses yang
sering dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus
dengan rendahnya insiden kanker kolesterol (Robinson dan Weigley,1989).
Untuk menangani masalah eliminasi
perawat harus memahami eliminasi normal dan faktor-faktor yang meningkatkan
atau menghambat eliminasi. Asuhan kaperawatan yang mendukung akan menghormati privasi dan
kebutuhan emosional klien. Tindakan yang dirancang untuk meningkatkan eliminasi
normal juga harus meminimalkan rasa ketidaknyamanan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan huknah atau
enema?
2. Mengapa pemberian huknah harus
dilakukan pada klien?
3. Apa saja indikasi dari pemberian
huknah rendah?
4. Jelaskan kontra indikasi pemberian
huknah tinggi?
5. Apa saja persiapan alat dalam
pemberian huknah tinggi dan rendah?
1.3 TUJUAN
1.
Tujuan umum
Memberikan gambaran tentang tindakan
enema atau huknah sesuai dengan tujuan dan tata prosedur pelaksanaan.
2.
Tujuan khusus
Mampu melaksanakan tindakan
keperawatan enema atau huknah sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PEMBERIAN HUKNAH TINGGI
A. Pengertian
Memberikan huknah tinggi adalah suatu tindakan memenuhi
kebutuhan eliminasi dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus ke rectum
sampai colon asenden dengan mempergunakan kanul recti. Tindakan ini dapat
dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan umum.
B. Tujuan
1. Mengosongkan usus untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi
dilakukan atau pengosongan sebagai tindak diagnostik / pembedahan.
2. Merangsang peristaltik
sehingga pasien bisa BAB.
3. Persiapan tindakan
operasi/persalinan/persiapan pemeriksaan radiologi.
4. Memberi rasa nyaman.
C. Kontra indikasi
1.
Dalam
pelaksanaan harus diperhatikan kontra indikasi pemberian huknah tinggi seperti
pasien dengan sakit jantung, perdarahan, kontraksi yang kuat, pembukaan
lengkap.
2.
Bila
pada saat pemberian huknah tinggi, kanul ada hambatan, jangan dipaksakan.
D. Indikasi
1. Pasien yang obstipasi
2. Pasien yang akan dioperasi
3. Persiapan tindakan diagnostika misalnya pemeriksaan
radiologi
4. Pasien dengan melaena (tinja yang hitam akibat
pendarahan gastrointestinal)
E. Ceklist Pemberian Huknah Tinggi
|
NO.
|
LANGKAH
|
YA
|
TIDAK
|
|
1.
|
PERSIAPAN ALAT:
1) Irigator lengkap dengan selang
kanul
2) Handschoen disposable / sarung
tangan sekali pakai
3) Nierbekken / bengkok
4) Pengalas dan perlak
5) Tisu
6) Vaselin / jeli sebagai pelumas
7) Air hangat (700-1000 mL) dengan
suhu 40,5-43oC pada orang dewasa
8) Termometer
9) Pispot
10) Sampiran
11) Gelas ukur
12) Sabun
13) Cater
14) Sarung tangan
15) Koom
|
|
|
|
2.
|
PERSIAPAN PASIEN:
1.
Menjelaskan
maksud dan tujuan tindakan
2.
Menjelaskan
prosedur tindakan
3.
Posisi
pasien diatur miring ke kanan
|
|
|
|
3.
|
PERSIAPAN LINGKUNGAN:
Jaga
privasi pasien
|
|
|
|
4.
|
PERSIAPAN PERAWAT:
1.
Mencuci
tangan
2.
Menilai
keadaan umum pasien
3.
Mengukur
tanda-tanda vital
4.
Kemampuan
mobilisasi
|
|
|
|
5.
|
PROSEDUR
PELAKSANAAN:
Tahap Pra-Interaksi:
a.
Periksa catatan perawatan dan kaji
catatan medis pasien.
b.
Kaji kebutuhan pasien.
c.
Eksplorasi dan falidasi perasaan
pasien.
Tahap
Orientasi:
1. Beri salam
dan panggil pasien dengan namanya.
2. Jelaskan pada
pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Berikan
kesempatan pada klien untuk bertanya.
4. Tanyakan
keluhan dan kaji gejala spesifik pada pasien, pasang sampiran.
Tahap
Pelaksanaan:
1.
Cuci tangan.
2.
Atur ruangan, tutup jendela dan
pintu, gunakan sampiran apabila pasien berada di ruangan bangsal umum atau
tutup pintu bila pasien berada di ruang khusus.
3.
Atur posisi pasien dengan posisi
sim miring ke kanan.
4.
Pasang pengalas di bawah glutea.
5.
Irigator diisi cairan hangat
sesuai dengan suhu badan dan hubungkan kanula usus, kemudian cek aliran
dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok lalu berikan jeli pada
ujung kanula.
6.
Gunakan sarung tangan.
7.
Masukkan kanula ke dalam rectum
ke arah kolon asenden kurang lebih 15-20 cm sambil pasien diminta nafas
panjang dan pegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur dan buka klem
sehingga air mengalir pada rectum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk
buang air besar.
8.
Anjurkan pasien untuk menahan
sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika
pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air sampai bersih dan
keringkan dengan tisu.
9.
Buka sarung tangan.
Tahap
Terminasi:
1. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3.
Rapikan peralatan
dan cuci tangan.
|
|
|
|
6.
|
Dokumentasikan
tindakan
|
|
|
2.2 PEMBERIAN HUKNAH RENDAH
A. Pengertian
Yang dimaksud memberikan huknah
rendah adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan
eliminasi
dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus ke rectum sampai colon
desenden
dengan mempergunakan kanul recti.
B. Tujuan
1. Merangsang peristaltik sehingga pasien bisa
BAB.
2. Persiapan tindakan operasi / persiapan
pemeriksaan radiologi.
3. Memberi rasa nyaman.
5. Mengosongkan usus untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi
dilakukan atau pengosongan sebagai tindak diagnostik / pembedahan.
C. Kontra indikasi
1.
Pemberian
huknah rendah adalah tanggung jawab tenaga keperawatan.
2. Dalam pelaksanaan harus diperhatikan
kontra indikasi pemberian huknah tinggi seperti pasien dengan penyakit jantung tertentu,
perdarahan intra abdomen, ibu hamil dengan kontraksi uterus yang kuat.
3. Bila pada saat pemberian huknah
rendah, kanul ada hambatan, jangan dipaksakan, cari tahu penyebabnya, dan bila
perlu berkolaborasilah dengan dokter.
D. Indikasi
1. Pasien yang
obstipasi
2. Pasien
yang akan di operasi
3. Persiapan
tindakan diagnostika misalnya pemeriksaan radiologi
4. Pasien dengan
melaena (tinja yang hitam akibat pendarahan gastrointestinal)
E. Ceklist Pemberian Huknah Rendah
|
NO.
|
LANGKAH
|
YA
|
TIDAK
|
|
1.
|
PERSIAPAN ALAT:
1.
Selang
/ kanul recti sesuai umur pasien.
2.
Handschoen
disposable / sarung tangan sekali pakai.
3.
Nierbekken
/ bengkok berisi cairan desinfektan.
4.
Pengalas
dan perlak
5.
Tisu
6.
Air
hangat (700-1000 mL) dengan suhu 40,5-43oC pada orang dewasa
7.
Vaselin
/ jeli untuk pelumas
8.
Pispot
2 buah
9.
Irigator
lengkap dengan selang kanul
10. Selimut atau kain penutup
11. Sampiran
|
|
|
|
2.
|
PERSIAPAN PASIEN:
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
tindakan
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Posisi pasien diatur miring ke
kiri, posisi sim.
|
|
|
|
3.
|
PERSIAPAN LINGKUNGAN:
Jaga
privasi pasien.
|
|
|
|
4.
|
PERSIAPAN PERAWAT:
1.
Mencuci
tangan.
2.
Menilai
keadaan umum pasien dan kemampuan mobilisasi
3.
Mengukur
tanda-tanda vital
|
|
|
|
5.
|
PROSEDUR
PELAKSANAAN:
Tahap Pra-Interaksi:
a.
Periksa catatan perawatan dan kaji
catatan medis pasien.
b.
Kaji kebutuhan pasien.
c.
Eksplorasi dan falidasi perasaan
pasien.
Tahap
Orientasi:
5.
Beri salam dan panggil pasien dengan
namanya.
6.
Jelaskan pada pasien tindakan yang
akan dilakukan.
7.
Berikan kesempatan pada klien untuk
bertanya.
8.
Tanyakan keluhan dan kaji gejala
spesifik pada pasien, pasang sampiran.
Tahap
Pelaksanaan:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur
ruangan, tutup jendela dan pintu, gunakan sampiran apabila pasien berada di
ruangan bangsal umum atau tutup pintu bila pasien berada di ruang khusus.
4. Atur
posisi pasien dengan posisi sim miring ke kanan.
5. Buka pakaian bagian bawah.
6. Pasang pengalas dan perlak di
bawah bokong.
7. Pasang selimut, pakaian pasien
bagian bawah ditanggalkan.
8. Dekatkan nierbekken ke dekat
pasien.
9. Perawat memakai handschoen.
10. Irigator diisi dengan air
hangat 700-1000 mL dengan suhu 43,5-45oC.
11. Ujung kanul diolesi
vaselin secukupnya.
12. Pangkal kanul dihubungkan ke
selang dan irrigator.
13. Keluarkan udara dari saluran
irigator dan diklem.
14. Tangan kiri membuka belahan
bokong bagian atas, tangan kanan memasuk kanul ke dalam anus
sedalam 7,5 cm sampai dengan 15 cm secara perlahan-lahan sambil pasien
dianjurkan menarik nafas panjang, tinggi irigator 30 cm-50 cm dari atas
tempat tidur.
15. Klem selang dibuka, cairan dialirkan
perlahan-lahan kurang lebih selama 15-20 menit.
16. Bila cairan sudah habis klem
ditutup dan kanul dikeluarkan secara perlahan-lahan.
17. Minta pasien untuk menahan BAB
sebentar, kemudian pasang pispot.
18. Untuk pasien yang dapat mobilisasi
berjalan, pasien dapat dianjurkan ke toilet.
19. Setelah selesai bersihkan daerah
bokong dengan menggunakan air dan tisu.
20. Angkat pispot, perlak dan pengalas.
21. Kenakan pakaian bagian bawah,
rapikan tempat tidur.
22. Lepaskan handschoen.
Tahap
Terminasi:
1. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3.
Rapikan perlak dan cuci tangan
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan tentang
hasilnya.
|
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dalam menangani masalah eliminasi alvi, perawat harus memahami
eliminasi normal dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menghambat
eliminasi asuhan keperawatan yang mendukung akan menghormati kebutuhan emosional
klien. Tindakan yang dirancang untuk meningkatkan eliminasi normal juga harus
meminimalkan rasa ketidaknyamanan. Dampak yang dapat terjadi akibat dari
gangguan sistem gastrointestinal sangatlah beragam mulai dari konstipasi, diare,
inkontinensia usus, dan hemorroid fecal infection.
Enema atau huknah diberikan tujuannya adalah untuk
meningkatkan defekasi dengan menstimulasi peristaltik. Penyakit tertentu
menyebabkan kondisi – kondisi yang mencegah pengeluaran feses secara normal
dari rectum, sehingga menyebabkan membuat suatu lubang dibagian usus, tepatnya
di daerah kolon, seperti kolon asenden, transversum, desenden.
Dalam melakukan perawatan pada masalah diatas diperlukan
pemahaman dalam melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang telah ada dan
perawatan yang rutin.
3.2 SARAN
1. Lakukan pemeriksaan huknah sesuai dengan prosedur
2. Sesuaikan panjang selang
yang akan di gunakan sesuai dengan usia pasien.
DAFTAR PUSTAKA
·
Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan
Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC
·
Perry, Potter. 2005. Fundamental
Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
·
Perry, Peterson, Potter. 2005. Keterampilan
dan Prosedur Dasar. Edisi 5. Jakarta : EGC
·
Admin. (2008). k2_Nurse: http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse
·
Dedis. 2008. Intervensi keperawatan://http://amazing-care.blogspot.com
·
Donie. 2008. enema:http://id.wikipedia.org
·
www:http://images.google.co.id/imgres